Jumat, 11 Mei 2012

MAKALAH KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

KEPEMIMPINAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Manajemen Lembaga Pendidikan Islam 
Dosen pengampu : 

Diususun Oleh :
Dian Mutiarasari (08470051)


PRODI KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010


BAB. I
PENDAHULUAN

            Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi. Resaouces tersebut dapat tergolongakan menjadi dua bagian besar, yaitu: human resource dan non human resaouces. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan islam yang termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari berbagai unsure atau sumber, dan manusia lah merupakan unsure terpenting. Untuk itudapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinya untuk menubuhkan iklim kerja sama dengan mudah an dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendaya gunakanya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
            Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang Mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi   hubungan manusia.[1]
            Dalam makalah ini akan diuraikan seberapa penting peran kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam.


BAB.II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentan kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif. Kepemimpian melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Jadi apa yang dimaksud dengan kepemimpinan itu adalah: kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu.[2] Dari pengertian tentang kepemimpinan yang kami ketahui dapat disimpulkan hal-hal yang penting mengenai kepemimipinan, antara lain:
1.         Kepemimpinan itu pada hakekatnya berhubungan dengan tenaga manusia
2.         Kepemimpinan itu pada hakekatnya hanya terdapat pada kelompok yang terorganisasi
3.         Sebagai satu kekuatan atau potensi
      Pengaruh pemimpin itu pada pihak lain dapat memperkembangkan hubungan kemanusiaan yang lebih baik, dapat mempengaruhi pertumbuhan sikap-sikap yang positif dari pada individu-individu yang dipimpinnya. Dan yang paling penting ialah pengaruh kepemimpinannya sangat menentukan bagaimana kualitas kegiatan kerjasama dan kualitas hasil yang dapat dicapai oleh kegiatan kerjasama dalam lembaga tersebut.
B.       Ciri-ciri Seorang Pemimpin
Dengan menyebutkan “ kepemimpinan pendidikan”, maka disamping menjelaskan dimana kepemimpinan itu berada dan berperan, tambahan kata “pendidikan” dibelakang kata “kepemimpinan” hendaknya menampakkan pula sifat-sifat atau cirri-ciri khusus kepemimpinan yang bersifat mendidik, membimbing, dan mengemong tetapibukan memaksa dan menekan dalam bentuk apapun. Adapun Ciri-ciri dari seorang pemimpin dalam kepemimpinan  pendidikan islam itu sendiri antara lain:[3]
1.        Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan lembaga atau organisasinya
2.        Memfungsikan keistimewaannya yang lebih disbanding orang lain (QS Al-Baqoroh : 247)
3.        Memahami kebisaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya (QS Ibrahim: 4)
4.        Mempunyai karisma atau wibawa dihadapan manusia atau orang lain (QS Huud: 91)
5.        Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap bawahannya, agar orang lain simpatik kepadanya (QS Ali Imron: 159)
6.        Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka (QS Ali Imron: 159)
7.        Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan control pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan keliruan, serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencengah kemungkaran (QS Al hajj 41)
8.        Bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong, karena naehat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh (QS Al Baqoroh 206)

 Jabatan pemimpin merupakan jabatan yang istimewa sebab, pemimpin organisasi apapun dipersyaratkan memiliki berbagai kelebihan menyangkut pengetahuan, perilaku, sikap, maupun keterampilan dibanding orang lain.[4] Pada umunya,seseorang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi sebaliknya juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu.
Figur pemimpin yang ideal sangatlah diharapkan oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin menjadi contoh terbaik dalam segala ucapan, perbuatan, dan kebiasaan, termasuk dalam hal berpakaian.
Dalam konteks pendidikan islam, pemimpin harus memiliki keunggulan yang lebih lengkap. Dasar filosofinya adalah pendidikan islam selama ini mengklaim sebagai lembaga yang berusaha keras membangun kecerdasan intelektual, kesalehan social, dan kemantapan spiritual.
C.      Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan.[5] karena ia merupakan pemimpin dilembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah.karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya.sekolah yang efektif , bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala sekolahnya.maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.kepal sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Di negara maju kepala sekolah mendapat sebutan bermacam-macam.ada yang menyebut guru kepala (head teacher atau head master),kepala sekolah (principal),kepala sekolah yang mengajar (teaching principal),direktur (directur),administrator,pemimpin pendidikan (educational leadership).penyebutan yang berbeda menurut Mantja (1996:26) Disebabkan adanya criteria yang mempersyaratkan kompetensi professional kekepala sekolahan.sebagai administrator, kepala sekolah harus mampu  mendayagunakan sumber yang tersedia secara optimal.[6] sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu bekerjasama dengan orang lain dalam organisasi sekolah.sebagai pemimpin pendidikan,kepala sekolah harus mampu mengkoordinasi dan menggerakkan potensi manusia untuk mewujudkan tujuan pendidikan.sebagai supervisor,kepala sekolah harus mampu membantu guru meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan murid secara optimal.
Sebagai pemimpin pendidikan yang professional,kepala sekolah dituntut untuk selalu mengadakan perubahan, mereka harus memiliki semangat yang berkesinambungan untuk mencari terobosan-terobosan baru demi menghasilkan suatu perubahan yang bersifat pengembangan dan penyempurnaan.dari kondisi yang memprihatinkan menjadi kondisi yang lebih dinamis, baik segi fisik maupun akademik ,seperti perubahan semangat keilmuan,atmosfer belajar dan peningkatan strategi pembelajaran.disamping itu, kepala sekolah juga harus berusaha keras menggerakkan para bawahannya untuk berubah ,setidaknya mendukung perubahan yang dirintis kepala sekolah secara proaktif,dinamis, bahkan progresif, system kerja para bawahan harus lebih kondusif, kinerja mereka harus dirangsang supaya meningkat, disiplin mereka harus dibangkitkan, sikap kerjasama mereka lebih dibudayakan, dan suasana harmonis diantara mereka lebih diciptakan.  
Pada dasarnya tugas kepala sekolah itu sangat luas dan kompleks rutinitas kepala sekolah menyangkut serangkaina pertemuan interpersonal secara berkelanjutan dengan murid, guru dan orang tua, atasan dan pihak-pihak terkait lainnya. Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah sebagai berikut :[7] (1) menjaga agar segala program sekolah berjalan sedamai mungkin (as peaceful as possible); (2) menangani konflik atau menghindarinya; (3) memulihkan  kerjasama; (4) membina para staf dan murid (5) mengembangkan organisasi, dan (6) mengimplementasi ide-ide pendidikan. Untuk memenuhi tugas-tugas diatas, dalam segala hal hendaknya kepala sekolah berpegangan  kepada teori sebagai pembimbing tindakannya. Teori in didasarkan pada pengalamannya, karakteristik normative masyarakat dan sekolah, serta iklim intruksional dan organisasi sekolah.misalnya kepala suatu madrasah harus mampu menunjukkan bahwa segala tindakan profesionalnya  sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai  Al Qur’an dan sunnah Nabi. Hal itu dapat ditempuh dengan merefleksi dan mengkontruksi uswah rasul dan para sahabat disamping mengembangkan kompetensi dan kualitas dirinya.
Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok,yaitu :[8] (a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan ; (b) kemampuan pemecahan masalah; (c) ketrampilan social;dan (d) pengetahuan dan kompetensi professional. Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi:[9]   
1.        Sebagai Pendidik (educator)
a.    Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas
b.    Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif
c.    Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan
2.        Sebagai Manajer
a.    Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai dengan standar yang ada
b.    Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjtu memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer
c.    Kemampuan menyusun program secara sistematis
3.        Sebagai Administrator
a.    Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data administrasi yang akurat
b.    Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku
4.        Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh Karena itu salah atu tgas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu memsupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
a.    Kemampuan menyusun program supervise pendidikan dilembaganya yang dapat melaksanakan dengan baik
b.    Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan
c.    Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
5.        Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggungjawab, beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.
a.         Memiliki kepribadian yang kuat
b.         Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya
c.         Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya
6.        Sabagai Inovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan perkerjaannya secara kostruktif, kreatif, delegatif, integrative,rasonal dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adatabel dan fleksibel.
a.         Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan madrasah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya
b.         Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
c.         Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif

D.      Teori Kepemimpinan
            Dua teori kepemimpinan yang cukup menarik perhatian para pengamat dan praktisi pengembangan sosial antara lain:[10]
1.      Teori kepemimpinan karismatik (charismatic leadership)
Pemimpin-pemimpin karismatik menampilan ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas
b.    Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif
c.    Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus
d.   Mengetahui kekuatan- kekuatan sendiri dan memanfaatkanya.
2.      Teori kepemimpinan tranformasional (tranformational leadership)
Pemimpin–pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi pengikutnya atau bawahannya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan ketentuan-ketentuan peran dan tugas. Pemimpin tranformasional memberikan pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual dan memiliki karismatik. Kepemimpinan teransformational dibagun dari kepemimpinan transaksional.
E.       Type kepemimpinan
a.     Partisifativ
Kepemimipinan yang partisivatif adalah suatu cara memimpin yang memungkinkan para bawahan turut serta dalam proses pengambilan keputusan, bila ternyata proses tadi mempengaruhi kelompok, atau bila memang kelompok (bawahan) ini mampu turut berperan dalam pengambilan keputusan dalam hal ini atasan tudak hanya memberikan kesempatan kepada mereka yang berinisiatip akan tetapi akan membantu mereka menyelesaikan tugas mereka sendiri, umpamaya dengan memberikan fasilitas.pemimpi di sini bermaksud untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bawahan dalam mencapai tujuan kelompok, organisasi atau lembaga, dengan menggunakan cara memberi pujian, atau juga memberikan kritik yang membangun walau pada akhirnya tanggung jawab untuk membuat keputusan itu ada ada tangan pemimpin namun dalam prosesnya, pengambilan keputusan itu dikerjakan besama-sama dalam anggota kelompok.[11]
b.      Laisser faire (bebas)
Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakan tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Disini pemimpin hanya sedikit saja atau hampir sama sekali tidak memberikan pengarahan. Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah menggangap bawahanya sudahdewasa, dan tau apa kewajibannya. Dalam cara ini komunikasi antar bawahan, maupun antara bawahan dengan pemimpinanya kurang sekali.[12]

F.       Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh seorang pemimpin
Jenis dan bentuk konflik itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi manajer lembaga pendidikan islam. Karena, manajer memiliki peran yang fungsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya sebaik mungkin sehingga menghasilkan kepuasan bagi semua pihak, terutama pihak yang berkonflik. Setidaknya, mereka tidak lagi membuat ulah yang berpotensi menyulut konflik baru pasca penyelesaian konflik. Disamping itu, hal ini juga menuntut pemimpin untuk bisa memberi teladan bagi diribya sendiri maupun orang lain. Contoh bagi diri sendiri sering kali kurang bisa direalisasi oleh para pemimpin. Maka, pemimpin pendidikan islam harus belajar dan menghayati kasus yang di alami, harus disadari bahwa memerintah diri sendiri terkadang lebih sulit dibanding memerintah orang lain.
Tugas seorang pemimpin lembaga pendidikan islam harus mampu menyelesaikan permasalahan atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti:[13]
      1.            Konflik diri sendiri, seperti kepela madrasah pada waktu yang sama dihadapkan pada pilihan dilematik antara pergi kemadrasah tepat waktu sebagaimana ketentuan yang sudah disepakati atau kepentingan mengantar istri kepasar karena memilikihajatyang sangat peting. Memilih dua kepentingan ini benar-benar menimbulkan konflik dalam dirinya yang sama-sama beresiko. Dan ternyata tidak banyak kepala madrasah yang memilih pergi kemadrasah tepat waktu sebagai teladan bagi bawahannya dengan menunda kepentingan keluarga (istri).
    2.     Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan. Konflik antar pemimpin ini angat menggangu proses pembelajaran dan tentu berdampak negatif pada mutu hasil pembelajaran atau pendidikan. Konflik semacam ini merupakan konflik tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan antar pimpinan, yaitu konflik antar pimpinan penyelenggara pendidikan (ketua yayasan) dengan pimpinan pelaksana pendidikan (kepala madrasah). Di Indonesia disinyalir banyak yayasan yang mengaharapkan pendapatan finansial dari pelaksana pendidikan, padahal pihak pelaksana pendidikan sendiri juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar madrasah
      3.  Konflik antar pemimpin madrasah dengan guru, dalam hal ini hubungan antar pemimpin madrasah dengan guru kadang tidak harmonis, dikarenakan adanya perbedaan pendapat  dalam musyawarah ataupun dalam penyelesaian masalah. Hal semacam ini sering terjadi di madrasah-madrasah.
      4.  Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua komite (masalah dana pembiayaan operasional madrasah). Seperti, dalam rapat untuk penentuan dana pembanguna madrasah, adanya perselisihan pendapat antar keduanya dalam pengambilan keputusan dana tersebut.

Berkaitan dengan permasalahan atau konflik di atas kami pemakalah mencoba untuk memberikan solusi, sebagai berikut:
1.    Untuk mengatasi konflik pribadi diatas hendaknya seorang pemimpin mempunyai keprofesionalan untuk membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan lembaga. Seorang pemimpin harus mengutamakan kepentingan lembaga diatas kepentingan pribadi.
2.    Dalam hal mengatasi konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan seperti diatas, diperlukan suatu upaya untuk menyinkronkan permasalahan. Kedua belah pihak perlu bertemu untuk membahas dan merumuskan jalan keluar dari permasalahan yang ada sehingga tercapailah suatu kemufakatan untuk kepentingan bersama.

 

BAB. III
KESIMPULAN
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia merupakan pemimpin dilembaganya, Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok,yaitu : (a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan ; (b) kemampuan pemecahan masalah; (c) ketrampilan social;dan (d) pengetahuan dan kompetensi professional.
Fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi, Sebagai Pendidik (educator), Sebagai Manajer, Sebagai Administrator, Supervisor, pemimpin dan innovator. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.



Daftar Pustaka

Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindu, 2007)
Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008)
Mujamil qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2009)
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)
Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana Offset Printing, 1983)


[1] Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008), hal. 30
[2] Seokarto Indrafachrudi dkk, PengantarKkepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana Offset Printing, 1983) hlm. 23.
[3] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 277
[4] Ibid, hlm. 279
[5]  Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 24
[6] Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008), hlm. 34
[7] Ibid, hal. 36
[8] Ibid, hal. 37
[9] Ibid, hal. 37-39
[10] Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hal. 33
[11] Ibid, hal. 57
[12] Ibid, hal. 58
[13] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 240

Tidak ada komentar:

Posting Komentar