Jumat, 11 Mei 2012

MAKALAH PENGANTAR PSIKOLOGI (INGATAN)

INGATAN/MEMORY

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Psikologi
Dosen Pembimbing: 

Diususun Oleh :
Dian Mutiarasari
08470051

PRODI KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011


BAB. I
PENDAHULUAN
            Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Ingatan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Apa yang telah pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-hal yang disimpan itu dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Tapi inipun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali. Karena itu ingatan merupakan kemampuan yang terbatas.
            Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pengaertian ingatan/memory, sifat-sifat ingatan/memory serta implementasi ingatan/memory dalam kaitannya dengan kegiatan KBM guru mengajar di kelas.


BAB. II
 PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ingatan Memory
Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi, ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan; menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis, 1957).[1]
Dengan kata lain ingatan merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau.

B.     Sifat-sifat Ingatan/ Memory
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya, oleh karena ingatan kemampuan yang terbatas.
Sifat-sifat ingatan:[2]
1.      Ingatan yang cepat dan mudah: seorang dapat dengan mudah dalam menerima kesan-kesan
2.      Ingatan yang luas: sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan-kesan dan dalam daerah yang luas
3.      Ingatan yang teguh: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya (tidak mudah lupa)
4.      Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya
5.      Ingatan mengabdi atau patuh: kesan yang pernah dicamkan dapat dengan mudah direproduksi dengan lancar
Prestasi ingatan berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya; kelelehan, sakit, dan kurang tidur juga menurunkan prestasi ingatan. Dari factor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 th), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis). Dan ini berlangsung antara umur 15-50 th.
Ingatan berhubungan pula dengan emosi seseorang. Factor sugesti dan perasaan memegang peranan besar dalam penentuan kualitas ingatan. Rasa takut, cemas, ragu-ragu, gugup, minder dan malu semua dapat mempengaruhi ingatan seseorang.
Salah satu produk dari ngatan adalah mengenal kembali. Mengenal kembali ialah (recognize) ialah kesadaran masa lampau sebagai akibat dari pengamatan. Pengenalan kembali itu berlangsung dengan bantuan impuls dari luar. Disamping pengenalan kembali, ada peristiwa mengingat kembali (to remember, to recall), yaitu kesadaran masa lampau, dikaitkan reproduksi. Jika pngenalan kembali ditimbulkan oleh impuls dari luar maka mengingat kembali disebabkan oleh adanya perangsang/impuls dari dalam atau internal. Peristiwa lain yang sangat penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis mencamkan (memasukkan-meletakkan). Usaha dengan sengaja memasukkan-meletakkan bahan pengenalan dalam ingatan itu disebut “memorisasi”.
Dalam memorisasi dapat berlansung dengan cara “otomatis” atau berlangsung dengan sendirinya, tanpa menggunakan akal atau tidak sengaja. Sekalipun dengan memorisasi memungkinkan orang dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya, tetapi tidak berarti bahwa semua “memory traces” ini akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu saan akan hilang, dalam hal ini orang mengalami kelupaan. Yang mana seseorang tidak dapat mereproduksi tanggapan-tanggapan yang pernah dialami, padahal ingatannya sehat.

C.    Implementasi Ingatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar Guru di Kelas
Berhubungan dengan adanya ingatan yang berlainan, maka guru harus mengingat juga, dalam hal memberikan bahan pelajaran kepada anak didiknya, dengan memperhatikan bahwa ingatan itu bersifat individual, artinya tiap anak mempunyai type-type ingatan sendiri. Maka seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:[3]
1.      Guru jangan terlalu cepat pada waktu menerangkan suatu bahan pelajaran. Tapi jangan pula terlalu lambat agar anak ingatannya cepat, tidak lekas bosan.
2.      Usahakan agar tidak terlalu banyak bahan yang diberikan dalam satu jam pelajaran. Sebab banyak berarti juga cepat.
3.      Usahakan agar bahan pelajaran itu harus diulang setiap ada kesempatan, dan guru harus mengusahakan pula agar anak mengulang pelajaran sesuai dengan “hukum jost”, yang berbunyi: “ulangan yang dijalankan beberapa kali, meskipun hanya sebentar, akan berhasil lebih baik, daripada ulangan itu dijalankan dalam waktu yang lama, tetapi hanya satu atau dua kali. Hukum itu dirumuskan sebagai berikut: 6x2, 4x3, artinya: ulangan yang dilaksanakannya hanya 2 jam, tetapi selama 6 hari, akan berhasil lebih baik daripada ulangan itu dilaksanakan 3 jam terus-menerus, tetapi hanya selama 4 hari.
4.      Usahakan agar bahan pelajaran tidak mudah berubah-ubah, ada baiknya diikutsertakan bekerjanya macam-macam indera (indera pendengar, peraba, membaca keras-keras dll). Untuk itu pemberian pelajaran harus dapat memberikan pengamatan yang mendekati kenyataan, dengan kata lain harus diperagakan.
5.      Untuk dapat menimbulkan kesan-kesan itu dengan cepat dan patuh, anak harus diberi metode yang baik di dalam menghafal di luar kepala (learning by heart). Dalam hal ini orang menggunakan beberapa metode yaitu:
a.       Metode G (Ganslem) atau metode K (Keseluruhan); yaitu metode belajar secara keseluruhan. Metode ini untuk menghafal sesuatu yang hanya sedikit. Misalnya sajak yang tidak terlalu panjang, bisa dihafalkan secara keseluruhan.
b.      Metode T (Teillem) atau metode B (Bagian-bagian), yaitu metode balajar bagian demi bagian. Metode ini digunakan untuk menghafal sesuatu yang banyak. Caranya bahan pelajaran yang panjang, dipelajari dan dihafalkan sedikit demi sedikit baru digabungkan.
c.       Metode V (Vermittelende) atau Metode C (Campuran); metode pengantara yaitu ada yang dihafalkan bagian demi bagian dan ada yang secara keseluruhan. Jadi metode V merupakan kombinasi dari metode T dan metode G. Dengan demikian yang paling baik adalah metode C sebab dengan metode ini anak mengamati terlebih dahulu secara keseluruhan dan memperhatikan kesukaran-kesukaran lebih dahulu, baru nanti dihafalkan secara keseluruhan.
6.      Untuk mempertinggi prestasi beljar murid-murid dan para mahasiswa perlu dibangunkan emosi dan kemauannya, agar aktifitas belajar/study jadi lebih menyenangkan dan lebih menggairahkan. Maka ulangan sangat diperlukan untuk memperbesar prestasi ingatan itu.
Cara penyeliikan ingatan:
1.      Metode mempelajari (the learning method)
Metode ini merupakan metode untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subjek (S), untuk dapat menguasai materi yang dipelajarai dengan baik.
2.      Metode mempelajari kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu criteria tertentu seperti pada mempelajari materi tersebut pada pertama kali. Makin sering dipelajari materi tersebut, waktu yang dibutuhkan semakin pendek. Ini berarti bahwa pada “relearning” ada waktu yang dihemat atau disimpan. Kerena itu metode ini juga sering disebut “saving method”.
3.      Metode rekonstruksi
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi itu dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat sampai pada criteria tertentu.
4.      Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subjek disuruh mempelajari suatu materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui sampai sejauh mana yang dapat diingan dengan bentuk pilihan benar salah, atau dengan pilihan ganda (multiple choise).
5.      Metode mengingat kembali
Metode ini ialah mengambil bentuk subjek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6.      Metode assosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan subjek disuruh menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 1998. Pikologi Umum. Rineka Cipta: Jakarta
Bimo Walgito, 2004. Pengantar Psikologi Umum. ANDI: Yogyakarta


[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hal. 145
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 70
[3] Ibid, hal. 72

1 komentar: